Pages

JEJAK TELAH DI LANGKAHKAN SERIBU KEHENDAK HARUS TERLAHIRKAN

Ads 468x60px

Labels

Selasa, 18 November 2014

Bersama tak menjadi satu dalm tujuan yang sama

Rel Kereta
REL KERETA
Rebahlah sejenak pada realita, supaya tidak terlanjur terlalu jauh dan tinggi mengawan dengan mimpi yang ternyata fana.
Beri waktu sedikit saja pada otak untuk tersadar bahwa bisa jadi kalian sepasang rel.

Rel kereta api yang sepasang, kau tahu mereka diciptakan hanya untuk saling beriringan, samping menyamping. Mereka satu tujuan. Tapi yang terpenting, tidak untuk menyatu.
Sengaja dibuat serupa, cocok dan serasi, namun apa daya bila fungsi utamanya tidak untuk bersama? 
bahkan dipisahkan oleh garis horizontal yang membuat keduanya berjarak.

Apakah kalian rel kereta? 
atau sepasang kelingking yang saling menyimpul?
Mungkin bukan ‘Biarkan waktu yang menjawab’ solusinya. Tapi menyingkirkan jumawa, dan menggantinya dengan ribuan surat cinta pada Tuhan.
Ia yang tahu pasangan mana yang hanya sebagai rel, dan mana yang pantas menjadi pelengkap kelingkingmu sampai tua


Selasa, 11 November 2014

Tari Topeng Kemindu dari Kutai Kartanegara

Sebagai sistem aristokrasi tradisional nusantara yang telah bertahan selama hampir delapan abad, Kesultanan Kutai memiliki warisan seni budaya yang amat kaya, misalnya dalam bidang seni tari. Di dalam lingkungan Keraton Kutai, terdapat sejumlah tari klasik yang masih tetap lestari melintas zaman. Salah satu di antaranya adalah tari topeng kemindu. Tari ini sering disebut juga tari topeng Kutai untuk membedakannya dengan berbagai jenis tari tradisional yang ada di berbagai daerah lain di Indonesia.
Dahulu, tari topeng kemindu hanya berkembang di kalangan terbatas. Tari ini hanya dapat dibawakan oleh orang-orang dari strata sosial tertentu, yaitu para remaja putri dari kalangan bangsawan di Kesultanan Kutai. Seiring waktu, tari ini mulai diperbolehkan untuk dibawakan oleh masyarakat di luar lingkungan Keraton. Perubahan ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Haji Aji Muhammad Salehuddin II dengan tujuan mempopulerkan dan menjaga kelestarian seni tradisi Keraton Kutai Kartanegara Ing Martadipura.


Dari sisi koreografi, aransemen, dan genre tarian, tari topeng kemindu masih memiliki hubungan yang erat dengan tari topeng yang berkembang di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh budaya peninggalan Majapahit yang cukup kuat. Tari topeng menjadi salah satu bukti peninggalan hubungan diplomatik yang terjadi antara Kesultanan Kutai Kartanegara pada masa pemerintahan Maharaja Sultan (1370-1420 M) dengan penguasa Majapahit yang sezaman dengannya. Jejak peninggalan pengaruh Majapahit juga dapat ditemukan pada kemiripan alur cerita, busana, dan watak topeng yang dikenakan para penari.Tari topeng kemindu biasanya dibawakan dalam perhelatan besar Kesultanan dan acara-acara resmi. Perhelatan tersebut antara lain ritual seluang mudik, Festival Erau, penobatan sultan, resepsi pernikahan, dan perayaan kelahiran di kalangan keluarga bangsawan. Tari ini juga menjadi bagian dari tata krama protokoler penyambutan tamu kehormatan di lingkunganKesultananKutaiKartanegara.
 [Ardee/IndonesiaKaya]

Iwan Fal Feat Burgelkill = Musik adalah Pemersatu













Untuk Perempuan Jawa Favorit Saya

Namanya Bu Mitro. Sudah sepuh. Saya menginap di rumahnya (di Desa Segoro Gunung, bagian ujung Karanganyar, Jawa tengah, yang bersebelahan dengan Madiun, Jawa Timur) selama masa KKN 2011 silam. Keluarganya tegolong sangat berkecukupan untuk ukuran perekonomian petani di sekitar lereng Gunung Lawu.

Bu Mitro adalah perempuan yang sangat tegar dan kuat, secara mental dan fisik. Ia salah satu wanita yang harus menjalani tradisi menikah di usia sangat belia. Dan Bu Mitro muda, mampu bersalin sendiri di rumahnya, tanpa bantuan siapapun, suaminya pun tidak. Anak-anaknya tetap tumbuh sehat, tak kurang suatu apapun. Saya amat kagum pada ketegaran hatinya.

"Satu-satunya kesalahan saya kepada Beliau—Selain tidak sengaja menginjak kucingnya yang sedang hamil—adalah bertanya “Ibu mau ikut ke masjid?”.


Hampir dua bulan menginap di rumah Beliau, membuat saya hafal kapan saatnya Beliau pergi ke sawah, kapan memasak untuk kami, dan kapan saat menggoda cucu-cucunya. Hingga sayapun hafal tak ada waktu bagi ia untuk beribadah.

Ibu ini Islam, tapi ya untuk di KTP saja Islamnya, Nduk. Ibu ndak pernah tahu rasanya shalat dan puasa. Bapak juga begitu. Kebanyakan warga di sini begitu.”

Mayoritas mereka hidup sebagai Islam abangan atau Islam kejawen, lalu dimakamkan dengan tradisi Hindu. Namun tetap ada sebagian yang menjalankan Islam sesuai syariat, bahkan sampai tidak lagi melakukan bid’ah dan takhayul. Bu Mitro memberi kebebasan seluas-luasnya bagi anaknya untuk beragama. Beberapa anaknya memilih menjadi Katolik, dan anak bungsunya menjadi Muslimah yang menutup rapat auratnya.

Tapi Ibu pengen ketemu Kanjeng Nabi (Nabi Muhammad SAW). Katanya dia membawa rahmat buat semua umat. Pengen bilang makasih, karena rahmatnya terus mengalir sampai sekarang. “

Saya mengamini perkataan Beliau, dan menyadari bahwa sebenarnya Beliau sedang mengakui poin keimanannya, dalam konteks yang sangat sederhana. Ia kagum dan percaya kisah heroik Kanjeng Nabi, namun barangkali tak melampaui kesetiannya pada tradisi budayanya.

Tuhan menakdirkan Bu Mitro lahir di tempat ini, tempat yang kelak menjadi tujuan para ex-aktivis PKI yang kabur dari Solo dan sekitarnya. Menetapnya mereka semakin mempengaruhi proses akulturasi beberapa kepercayaan dominan; Islam kejawen, Hindu dan Katolik yang kesemuanya mengutamakan tradisi kultur dibandingkan syariat.

Di tempat ini, banyak ditemukan masjid berdempetan dengan patung para dewa Hindu, berseberangan dengan sesajen bunga yang ditabur saat malam Jum’at. Atau gereja Katolik Jawa yang (menurut teman saya yang beribadah di gereja itu), lagu puji-pujiannya mirip nada lagu tradisonal Bali.

Menurut Bu Mitro, pernah beberapa kali orang-orang dari pesantren berkunjung, menyiarkan tentang aqidah Islam yang sesuai syariat. Beberapa warga tertarik, dan menjadi Muslim seutuhnya. Namun tetap tersisa orang-orang seperti Bu Mitro, yang teguh pada identitas Jawanya. Mereka yakin bahwa Islam yang dikawinkan dengan tradisi Jawa adalah pilihan yang paling sesuai bagi mereka. Karena tradisi itu lahir di tempat mereka sendiri, bukan ideologi yang didapat dari luar Jawa bahkan di luar Indonesia (Dalam hal ini maksudnya adalah tradisi Arab).

Saat ceramah di bulan Ramadhan, salah seorang kyai di mesjid desa berkata (dalam bahasa Jawa halus yang tidak saya mengerti tentunya, dan sudah dengan susah payah diterjemahkan oleh anak bungsu Bu Mitro). Kira-kira begini terjemahannya;

Kita harus menghormati mereka yang tidak berpuasa, jangan kita yang berpuasa saja yang minta dihormati. Kalau kita menyebalkan, saudara kita yang kejawen dan non Islam pasti tidak tertarik mengikuti ajaran Islam yang dicontohkan Nabi”.

Saya bersyukur, pemuka agama di desa ini adalah yang paham bahwa mengamalkan dan mencontohkan, adalah syiar dakwah yang terbaik. Bukan seperti mereka yang berapi-api mengkafirkan sesama, yang tak lagi bisa membedakan antara ego pribadi dengan tujuan membela agama.

Setelah selesai masa KKN, saya masih sempat berkunjung ke Desa Segoro Gunung, setidaknya sampai dua tahun berikutnya (2013). Kondisinya masih sama.
Bu Mitro dan suaminya masih menjadi abangan yang taat, namun toleran luar biasa pada siapapun yang tak sejalan dengannya.
Masih terdengar suara adzan yang merdu dengan pengucapan “Hayya’ Ngalas-shalaah; Hayya’ Ngalal Falaah”.
Masih ada patung dan arca Hindu di sebelah Masjid.
Dan makam Muslim yang meninggal masih dilapisi semen, ataupun batu serupa bahan baku candi.

Mereka semua, masih tetap berdampingan.

Saya tak sejalan dengan apa yang amat diyakini Bu Mitro.

Namun darinya, saya belajar menjadi taat tanpa harus memaksa kehendak. Taat yang menenangkan, yang menjaga nama Tuhan dalam diam, dalam hubungan yang sangat sakral.

Saya kerap kali memperhatikan mukanya lekat-lekat. Garis kerutannya yang paling tebal berada di tepi mulutnya, yang terbentuk karena terlalu sering tersenyum. Mata teduhnya pun menenangkan, membuat siapapun yang baru mengenalnya bisa merasa sangat dekat dengannya.

Saya tak mau mempermasalahkan pro-kontra mendo’akan saudara yang tidak seiman. Saya hanya ingin terus mendo’akan hal terbaik untuk Beliau. Diterima atau tidaknya do’a saya, itu menjadi ranah kerja Tuhan saya.
Bu Mitro dan Suaminya


Yang saya tahu, saya ingin selalu melihat kerut di garis senyumnya. Maka semoga hidupnya dilingkari kebahagiaan, semoga masa tuanya tak perlu dipusingkan dengan omongan tetangga yang kadang menyakiti hatinya, dan apa yang menjadi keinginan terdalamnya dapat diwujudkan.
Amiin.











Terima kepada Athifa



Senin, 03 November 2014

Senja dan malam di Tenggarong - Kutai Kartanegara

Tugu Adipura terletak di simpang pasar Seni



Senja di Mangkurawang

Senja di Reruntuhan Jembatan Kutai kartanegara

Jembatan Besi Tenggarong

Musium Mulawarman

Masjid jami,

kedaton

Rabu, 17 September 2014

Untuk Sahabatku


Untuk Sahabatku" pernah kita sama - sama rasakan panasnya mentari Hanguskan Hati,Hingga kita nyaris tak percaya bahwa Roda nasib memang berputar , sahabat masih Ingatkah Kau " Sepenggal syair lagu Bang Iwan Fals " belum ada judul " mengingatkan tentang perjalanan yang pernah kita awali bersama.
Di mana kita merindukan  kebaikan sebagai bentuk pengabdian diri kita sebagai mahluk Tuhan.dengn Niat yang sama  kita memulai untuk belajar  merevolosi diri sebelum merevolusi pribadi orang lain -dan kita memerlukan wadah sebagai tempat cita - cita bersama.hingga akhirnya kita membetuk Oi
Berawal dari sebuah posko relawan Niat kita mulai,dan Tak terasa perjalanan yang kita tempuh sudah hampir  2 Tahun sudah mendekati apa yang pernah kita diskusikan dulu .bukan untuk menyombongkan diri setidaknya hari ini aku ,kamu dan mereka sudah bisa menikmati apa yang menjadi Niat kita tentang kebaikan.
Sobat .
aku ingin cerita padamu tentang sebuah amanah yang harus saya pertanggungjawabkan terhadap apa yang kita mulai dulu semoga  tidak pernah ada kata lelah .Doakan aku di jauhkan  dari sifat yang sombong dan munafik.Do’akan saya mendapat kesehatan dan rezeki serta  bertahan di bawah benderamu, bendera Oi yang kita  banggakan itu, walaupun aku sendiri berada dalam lingkaran cemoohan,pemanfaatan sehingga kebesaran yang kita bangun adalah Semu. Namun di balik  itu aku selalu bersyukur masih punya satu dua sahabat bahkan lebih yang mampu mendengar apa kata hatiku, mereka adalah orang orang yang setia dalam komitmennya setidaknya sampai detik ini. merekalah yang perlu diberi penghargaan.
Tinggal waktulah yang menentukan Oi akan menggapai impiannya atau tidak, inilah pekerjaan kita semua untuk terus berkarya, mari hilangkan kepentingan kepentingan semu, kepentingan yang sementara. Mari kita mencoba membuat Oi ini akan terus hidup dan ada dalam perjalanan waktu tanpa di telan oleh pergantian zaman. Kaderisasi harus berjalan dan terus berlanjut…..sehingga ada penerus “impian-impian” kita, ada generasi-generasi hebat yang lahir akan melanjutkan tongkat estapet kepemimpinan kita semua.





PENGERTIAN ORGANISASI SOSIAL

PENGERTIAN ORGANISASI SOSIAL
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama,manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Tipe-tipe organisasi
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.

Organisasi Formal Resmi

Organisasi formal/ Resmi adaah organisasi yang dibentuk oleh sekumpulan orang/masyarakat yang memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya, serta memilki kekuatan hukum. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).

Organisasi informal

Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
ñ Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
ñ Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.

Ciri-ciri organisasi sosial

Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
  2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
  3. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
  4. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.
Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya ádalah:
  1. Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
  2. Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.

  1. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati be

Rabu, 10 September 2014

Pada Suatu Hari yang Tak Mungkin

Setelah menempuh perjalanan jauh ke dalam batin
Kita berdua ‘kan duduk di sini
Di tepi Mahakam ini
Dilingkupi angin segar pagi hari
Dan hijau pepohonan menemani

Tapi karena jarak,
Ya, karena jarak
Kita terpisahkan berjauhan
Kau di seberang Mahakam sana
Aku di seberang sini
Namun tak ada jarak batin di antara kita
Lalu kita ‘kan saling bertatapan dalam diam
Seperti yang kau inginkan
Tapi kita tau, batin kita berbicara dalam seribu bahasa
Yang seluruhnya hanya bermuara pada satu makna:
Kata orang itu “cinta”
Atau prasangka belaka?
Atau bukan keduanya?
Kita berbincang panjang tentang kehidupan
Tentang dunia yang rawan, dan
negeri di atas awan
yang langitnya berhiaskan bintang-bintang
Matahari dan pelangi selalu setia menemani
Juga hujan, seperti yang kau inginkan
“Hidup itu dinikmatin dan di jalani *,” katamu lirih
Aku mengangguk tanda mengerti, seraya menimpali dalam hati,
“Dan kau adalah bagian terbaik dari mimpi*”
Pada suatu hari yang tak mungkin
Kita berdua kan duduk di sini
Di tepi Mahakam  ini
Dan kali ini
kau ada di sampingku
kepalamu bersandar di bahuku
sementara bumi hanyalah sebutir debu di telapak kaki kita..**

 


Dari Lubuk Hati

Dari Lubuk Hati

Matahari, bulan, bintang, kemarin, esok, sampai hari ini
Semua masa lalu yang akan datang dan pergi,
juga gunung, laut, jalan setapak pepohonan,
tanah dan sungai air mata kan bercerita tentang
segaris nasib, sejumput harapan, belajar dari kesia-siaan,
juga riwayat, sejarah, kadang gelap kadang terang
seperti pagi
yang terbit dari lubuk hati

Kenapa Membaca Sastra

Di suatu masa, entah kapan dan di mana
Seseorang mungkin akan bertanya kepadamu,
“Kenapa dirimu membaca sastra?”
Dan inilah jawabmu:
“Karena sastra, yang pertama dan utama, memberi pelajaran tentang hidup
Pelajaran yang tak didapat di ruang-ruang kelas mana pun
Karena sastra adalah seni
Seni bercerita, seni kata, gaya bahasa, pilihan kata,
cara pengungkapan penuh makna
Karena sastra bisa mengetuk pintu hati untuk sampai pada kesadaran
Kesadaran tentang hidup dan kehidupan, tentang kenyataan
tentang ketulusan
tentang diri dan orang lain
tentang kemanusiaan dan dunia
tentang alam semesta, Tuhan dan cinta
dari bilik sunyi hingga ke kedalaman samudra
dari gelapnya rimba belantara hingga ke batas cakrawala
Karena sastra juga berarti menata hati dan pikiran,
segenap panca indra, jiwa dan raga
Karena sastra memberi hati pada duka luka
pada kepedihan, penderitaan dan kebahagiaan
Karena sastra menerbitkan tangis dalam tawa
Selalu ada masanya sastra bisa memberi rasa
bagi mereka yang mati rasa
atau sekadar mencoba berdamai dengan rasa hampa
karena sastra memberi cahaya
Karena sastra menyentuh relung jiwa, menginspirasi sanubari
Dan karena sastra memberi getar pada hidup..”

Minggu, 03 Agustus 2014

KUKAR KREATIF PEDULI SESAMA


Pada Jum.at  tanggal 1 Agustus 2014  pukul 15.00 wita .Telah Terjadi  kebakaran di jalan Panjaitan Tenggarong - kabupaten Kutai kartanegara - Kalimantan Timur Gg.2 ,3 dan Gang keluarga yang mengakibatkan 65 Rumah dan 80 KK harus kehilangan Tempat Tinggal  dan harta bendanya. Hingga berita ini terbitkan penyebab dari kebakaran di perkirakan terjadi di karenakan oleh kompor dari sebuah rumah yang ada di pinggir jalan panjaitan.


 
Kukar Kreatif sebagai wadah  untuk menggelorakan semangat kebersamaan dan kreatifitas di kutai kartanegara langsung mebuka POSKO penggalangan dana untuk para saudara - saudara yang terkana musibah kebakaran .dengan mendirikan POSKO KUKAR KREATIF yang berletak di Homebase kukar kreatif itu sendiri ,yakni di Jalan kartini No 48 Tenggarong - Kutai Kartanegara dengan menampung bentuk bantuan dari masyrakat baik itu bentuk uang Tunai ,Pakain layak Pakai ,Buku Tulis ,maupun Sembako

Atas dukungan Bapak Erwan Riyadi sebagai Owner Kukar Kreatif beberpa orang melakukan koordinasi dengan komunitas untuk bersama melakukan kegiatan Galang dana.di Koordinir oleh Melky .Cikal.Yusuf arifin Yhadi Gp dll menetukan titik penggalangan dana  selain di depan homebase itu sendiri dan akhirnya di sepakati di depan jam bentong. 

Penggalangan Dana Kukar Kreatif kali ini di ikuti 
  • LDC 
  • Badan Pengurus Oi Kutai Kartaengara ( Oi BOP,Oi KPJ .OTRE dan MSD )
  • Adwindo kukar
  • Tenggarong Drumer Comunity 
  • Sanggar Tari lanjong 
  • JKT 48 fanclub Tenggarong 
  • Lensda Kukar 
Kegiatan di mulai pada tanggal 02 agustus 2014 jam 16.00 wita di jam Bentong dengan melakukan Perfomance Perkusi Tenggarong drumeer comunity ,Oi kukar ,dan adwindo yang sebagaian berdiri di badan jalan untuk memberi tanda para pengguna jalan untuk memperlambat laju kendaraannya / Telah di laksanakan kegiatan Penggalangan dana.di konfirmasi Imam syafi'i sebagi koordinator menyatakan setidaknya dalam kegiatan ini kami masih ada Kreatifitas.yang kami berikan bukan hanya sekedar berdiri membawa kardus kosong 






Penggalangan Dana behenti pada pukul 18.00 wita di jam bentong kemudian akan bergabung di markas Kukar kreatif pada jam 20.00 hingga 22.00 wita .kalau di bawah jam bentong dengan perfomance perkusi sedangkan di markas kukar kreatif dengan menampilkan band OTRE ( oi Tenggarong Reggae ) kegiatan mengalir dengan tertib dan sempat menjadi pusat prhatian para peengguna jalan untuk meyaksikan sebantar perfomance anak- anak kreatif sambil memberikan sumbangan 



pada kegitan malam minggu itupun tidak hanya berlangsung di Homebase Kukar kretif namun sebagian ada juga yang ngamen di area skat park timbau di lakukkan Oleh Oi KPj 

 Setalh jam 22.00 wita kegiatan di akhiri untuk dilanjutkan pada esok harinya tg 03 agustus 2014 dengan menuntukan berbagai tiiik lokasi namun cuaca ternyat tidak bersahabat .pada hari minggu 03 agustus 2014 Tenggarongdi guyur hujan hingga pukul 16 .00 wita ..yang pada akhirnya titik yngtelah di tentukan tidak bisa di laksanakan .an kembali pada titik homebaskukar .kreatif dan jam bentongdengan format yang sama perfomance acoustik dan perkusi










Alhamdulillah semua kegiatan berjalan dengan aman dan tertib hingga sumbangan pada hari mingu pukul 22,OO wita 
Sebesar Rp.7.828.200 .Baju LayakjPakai 37 tas kresek besar dn3 Kardus + Air mineral 2 kardus + Mounttea 1 kardus Buku paket 15 unit .Terima Kasih kepada rekan2 yang telah meluangkan Waktu dan tenaga untuk beerpartisipasi dan kepada Seluruh Masyarakat Yang menyumbang >semoga menjadi aml ibadah kita semua untuk meringankan beban saudara kita yng terkena Musibah kebakaran di Jl.kartini Gg 2 ,3 dan gg keluraga .apabila ada kata ,sikap yang kurang berkenan ketika kami melakukan kegiatan penggalangan dana

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan Rahmad hidayah _Nya untuk kita semua ..selamt beraktivitas jaga silahturohmi dan dan terus berkreatifitas .

Salam Kreatif ..Oi







 
Blogger Templates